Kisah Tiga Jam Hadiah Seorang Jenderal

Oleh : Bambang Haryanto 
 Klas 1b2a3b SMP Negeri 1 Wonogiri
Angkatan 1969



Thank you, General. Ketika berinteraksi dengan Laksamana Madya (Purn) Gunadi, di tengah menjelang dan selama acara Temu Kangen 2013, dia memberi saya julukan sebagai sutradara.

Ucapan itu terlontar ketika ia salami, saat itu baru saja memasuki ruang resepsi di lantai bawah Masjid Agung At-Taqwa, Wonogiri, Sabtu, 9 Maret 2013. Baru saja duduk, ditemani Dewo dan Dodik. Saya lalu memotretnya.

Ucapan sutradara muncul di momen itu. Sesudah memotret, saya lalu saya ajak dia toss. Pak jenderal mau dengan muka ramah. Kemudian saya duduk disampingnya. Saya mengamati dirinya dengan rasa kagum. "Koncoku SMP, saiki wis dadi jenderal. Ngimpi opo aku iki ?" kata saya dalam hati.

Kami saling menatap dengan rasa tidak terlukiskan.
Secara naluriah tiba-tiba muncul keinginan : saya ingin beradu bathuk, adu jidat, dengannya. Syukurlah, pak jenderal juga tahu isyarat itu.

Kami berdua pun beradu bathuk dengan bahagia.
Terima kasih, Jenderal Gunadi.

Fast forward. Tanggal 10 Maret 2013. Jam 14-an. Menjelang akhir acara Temu Kangen 2013, Gunadi memberi saya tas laundry sebuah hotel terkenal di Solo. Aku mengucapkan terima kasih, dan tas itu langsung masuk tas punggung saya. Inilah yang terjadi terkait isi hadiah dari Gunadi itu, terangkum rangkaian SMS berikut ini :

SMS saya, 10/3/2013 : 17.45.10 : Mas Gunadi, sdh balik Jkt ? Br sj sy buka gift dr Anda. “Ah hanya jam,” kata saya. “Apa istimewanya ?” Ruang kamar saya gelap saat itu. Ketika jam saya lihat dgn lampu, OMG, jantung saya berdesir kencang melihat tiga bintang dan namamu di sana.

Now my brother Gunadi, your name not only written in my heart but also ticking second by second along the rest time of my life. Thank you, General Gunadi. I’m proud of you. I love you.

Jawaban sms Gunadi 10/3/2013,10 Maret 2013 : 17.53.53 : Mas, those are small things. And probably are not match to you cos the size is too small. However that is the only personalized thing I have, and I will be glad if you wish to share with our friends. GBU.

Obat sakit hati. Karena dapat amanat untuk berbagi dengan teman maka dua buah jam sisanya itu membuat saya bingung. Dibagi kepada siapa ? Karena saya memiliki lebih dari dua teman sekerja sebagai panitia.

Akhirnya saya memilih Niniek Endang Wuryani dan Sutarmi. Karena dalam berinteraksi sebagai panitia konon saya banyak ulah, egois ("nyambut gawe dadi panitia dengan kerja serba serabutan,untuk bikin teman senang, hampir sebulanan, kok dibilang egois") dan memaksakan kehendak, sehingga secara tidak sengaja telah menyakiti hati mereka berdua. Semoga hadiah dari pak jenderal itu mampu meluluhkan sewot mereka berdua kepada saya :-).

Usai maghrib saya ke rumahnya Niniek. Hanya 100-an meter dari rumah saya. Ia semula nampak menolak menerima pemberian hadiah unik itu. Niniek mengira hanya satu jam saja. Ia berkilah, selama jadi panitia diri saya yang bekerja dan ia merasa tidak pantas menerima hadiah itu. Niniek memang suka rendah hati. Setelah saya ceritakan bahwa saya juga menerima hadiah dari Gunadi, ia baru mau. Agar ada drama, saya bilang ke Niniek : "Hadiah ini jangan kau buka, sebelum aku pergi dan jalanku kira-kira sampai di Bantarangin."

Malam itu, sepulang dari rumah Niniek, memang saya langsung akan tilik ke Singgih Sisworo, di Mojoroto. Siang tadi, usai acara TK 2013, Gunadi, Gembong dan Pranoto, sudah menjenguk teman kita yang semasa SMP dikenal sebagai jago main pingpong itu. 

Niniek malam itu pula kirim sms : "mBang, jam nya keren bngt, itu sepasang ya, yg satu buat cowok, satu buat cewek ya, apa aq perlu sms Gunadi, krn aq dah kau kasih satu, jd bilang makasih gitu, krn ikut menikmati oleh2 yg sebenarnya buat kau semuanya, atau ga usah bilang ?" Minggu, 10 Maret 2013 : 20.29.29.

Senin pagi, Niniek sms tanya saya tentang keadaan Singgih. Saya balas. Rupanya ia masih penasaran tentang arloji itu. Ia kirim lagi sms : "Tks atas infonya, o ya gmana pernyataanku tntng arloji td mlm, kok ga berbalas ? " (Senin, 11 Maret 2013 : 08.36.14).

Saya malah pindah berbalas sms lagi dengan Gunadi. "Pagi, Mas Gunadi. Hadiah panjenengan itu bentuknya mmng kecil, ttp karena ada  bintang tiga dan ada nama Anda, bg sy itu hadiah yg dalam maknanya. Matur nuwun. Dua jam lainnya akan sy berikan ke teman anggota panitia reuni kemarin itu. Salam hangat." (Senin, 11 Maret 2013 : 09.41.10).

(Bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar