Rabu, 01 Agustus 2012

Rambut Sudah Beruban Belum Dapat Pekerjaan

* Catatan Dari Reuni 2003 Alumni SMPN 1 Lulusan Tahun 1969


Sebagai wahana nostalgia, reuni mampu menggugah banyak kenangan masa lampau yang sebenarnya telah terkubur oleh waktu.

Begitulah yang terjadi pada reuni murid SMP Negeri 1 Wonogiri lulusan tahun 1969, yang tergabung dalam Ikassari.

Acara reuni dan silaturahmi halalbihalal juga dihadiri para guru yang dulu pernah mengasuhnya.

''Kurun waktu 34 tahun telah mengubah kalian menjadi tidak muda lagi,'' kata Drs Muhamad Supardi, guru yang dulu mengasuh mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Meski para peserta reuni banyak beruban, bahkan ada yang telah punya cucu, sifat jenaka remaja mereka masih saja dapat muncul. Sebagaimana yang dilakukan Rosyid Wibowo (1c/2c/3c), misalnya.

Saat bersalaman dengan rekannya, Bambang Purnomo (1c/2a/3c), serta merta dia berkata: ''Mbang, apa kowe yo isih keren kaya ndhisik  (Apa kamu ya masih geli seperti dulu-Red) ?'' seraya ngithik-ngithik bagian pinggangnya.

Misteri hidup. Mencermati nasib para alumni memang cukup menarik. Di sana ada misteri yang sulit diurai dengan logika. Betapa tidak? Tahun lulusan boleh bersamaan, tetapi perjalanan nasib membawanya dalam garis yang berlainan. 

Sebagai contoh, peserta reuni yang karena usianya sekarang telah mencapai 50 tahun, lima sampai enam tahun lagi bagi mereka yang jadi birokrat di jajaran PNS, tentu segera pensiun.

Tetapi ironisnya, di antara lulusan 1969 ini ternyata masih saja ada yang belum bekerja. ''Rekan-rekan sudah akan pensiun, saya nyanthol kerja saja belum,'' keluh rekan yang sampai sekarang mengaku masih menganggur.

Ketua Ikassari E Liliek Dwi Sularyanto (1c/2b/3c) mengatakan, perjalanan waktu memang membawa nasib para lulusan menjadi beragam.

Sederet nama lulusan yang sukses, di antaranya ada yang jadi arsitek seperti Edi Darmojo (1a/2b/3a), wiraswastawan Dewa (1a/2c/3a), dosen ITB Muhamad Nurdin (1b/2c/3b), Direktur Keuangan PLN Mohamad Hasyim (1a/2b/3b), perwira tinggi (pati) TNI-AL Gunadi (1b/2/3b), disainer tekstil Rosyid Wibowo (1c/2c/3c), mantri bank Suprapto, pemimpin proyek E Liliek Dwi Sularyanto (1c/2b/3c), dan lain-lain.

Paranormal.Di sisi lain banyak pula yang menjadi guru, juga ada yang menjadi kepala sekolah, kepala susun, montir, bahkan paranormal. ''Apa pun pekerjaan kalian, kami berharap jadilah engkau sebagai figur profesional di bidangnya,'' pesan Muhamad Supardi.

Ikut hadir dalam reuni ini, para mantan guru pengasuh seperti H Margono Notopertomo SPd, Suliyo, Mulyono Wasto, Drs Simin Karsanto, Saikan BA, Diyarko, Drs Ngatiyo, Drs Maridi, Drs Sumadiyono, dan Sutomo BS BA.

Juga beberapa mantan pegawai di bagian TU yang dulu setia mengurus masalah adiminstrasi sekolah. ''Bagi saya, tahun 1969 adalah tahun yang paling saya ingat,'' ujar Margono yang sekarang mengaku aktif menjadi narasumber bawa raos kejawen di Radio Permata. Sebab, tahun itu dia mendapat jodoh Bu Ngatini yang waktu itu juga sama-sama sebagai guru di SMP Negeri 1 Wonogiri.

Kata Lilik, upaya menggelar reuni bukan bermaksud sekadar nostalgia dan hura-hura. ''Bersama rekan-rekan, kami berupaya untuk senantiasa dapat memberikan kontribusi positif terhadap sekolah ini dan juga Wonogiri,'' katanya. 

Dia mencontohkan, ketika ada musibah kebakaran Pasar Wonogiri, pihak Ikassari memberikan masukan sebagai alternatif solusi kepada Bupati.

(Bambang Pur/1c/2a/3c).

Tautan : klik di sini.
Data kelas ditambahkan dan diunggah oleh : Bambang Haryanto (1b/2a/3b)

Wonogiri, 1 Agustus 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar